Pada pembahasan kali ini saya akan membahas cara bermain mobile legends dengan baik dan benar.
Siapa sih yang tidak tau game ini,Game ini sudah terkenal dari berbagai kalangan,Namun dalam game ini banyak Player yang mungkin asal bermain,sehingga membuat para player lain kesal.Nah di pembahasan kali ini,untuk para player yang mungkin baru bermain game ini,saya akan berikan tips and trick cara bermain Mobile Legends dengan baik dan benar.
Pada dasar nya di dalam game Mobile Legends Terdapat banyak Role,yaitu Tank,Fighter,Marksman,Support dan Mage.Mari kita bahas satu per satu
1.Tank
Pada game play tank,Anda harus dapat membuat teman anda tetap aman,dengan cara anda harus berani membuka perang/Membantu teman anda untuk kabur.Intinya jangan pernah takut untuk Dead/Mati sebagai Tank,yang penting teman anda selamat.
2.Fighter
Pada game play Fighter,anda harus dapat mempush Tower dan Mengkill Musuh.Terlebih jika anda dapat mempush tower sampai baris ke 3 ,anda dapat menggunakan siasat ketika teman anda berperang,anda dapat langsung menghancurkan Ancient Musuh,dengan begitu anda akan menang dengan mudah
3.Marksman
Pada game play Marksman,anda harus dapat memenagkan game dengan cara mengkill musuh dan mempush tower dengan mudah,pada dasarnya bermain Role ini anda harus dapat mencari uang sebanyak2nya agar dapat memenangkan game dengan mudah
4.Support
Pada game play Support,anda harus dapat membantu teman anda yang sedang berperang agar teman anda dapat memenangkan perang tersebut,pada dasar nya bila anda bermain support anda harus dapat bermain dengan aman agar anda tidak diincar sebagai bahan kill
5.Mage
Pada game play Mage,anda harus dapat menggunakan skill anda semaksimal mungkin,karena pada dasarnya skill yang ada pada mage sangat berpengaruh kepada HP musuh.Maka dari itu anda harus dapat mengenai musuh anda dengan smua skill yang ada pada Hero Mage Tsb.
sekian sedikit pembahasan tentang cara bermain Mobile legends jika ada pertanyaan silahkan anda berkomentar di kolom komentar,Terima Kasih^^
Selamat Datang (:♥
Saturday, November 25, 2017
Cara Membuat Akun Gmail
Pada kali ini saya akan memberitahukan cara untuk membuat akun Gmail,Berikut cara-caranya :
1.Click "Sign-In" pada kolom pencarian browser anda
2.Lalu click "Create An Account"
3.Lalu anda akan di berikan kolom pengisian data
4.Isi kolom nama anda
5.Buat Email username anda sendiri
6.Lalu buat password yang mudah untuk dihafal
7.Ketik ulang password yang sudah anda ketik
8.Masukan tanggal lahir anda
9.Masukan Jenis kelamin anda
10.Isi kolom nomor HP anda agar account anda aman
11.Jika anda baru pertama kali membuat,anda dapat mengosongkan Kolom "Your Current Email Address"
12.Lalu pilih lokasi anda membuat akun tsb
13.Selamat akun gmail sudah terbuat
Sekian penjelasan yang dapat saya sampaikan,sekiranya dapat bermanfaat ,TerimaKasih^^
1.Click "Sign-In" pada kolom pencarian browser anda
2.Lalu click "Create An Account"
3.Lalu anda akan di berikan kolom pengisian data
4.Isi kolom nama anda
5.Buat Email username anda sendiri
6.Lalu buat password yang mudah untuk dihafal
7.Ketik ulang password yang sudah anda ketik
8.Masukan tanggal lahir anda
9.Masukan Jenis kelamin anda
10.Isi kolom nomor HP anda agar account anda aman
11.Jika anda baru pertama kali membuat,anda dapat mengosongkan Kolom "Your Current Email Address"
12.Lalu pilih lokasi anda membuat akun tsb
13.Selamat akun gmail sudah terbuat
Sekian penjelasan yang dapat saya sampaikan,sekiranya dapat bermanfaat ,TerimaKasih^^
Thursday, November 23, 2017
Perkembangan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di Indonesia
Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik,tetapi juga komponen abiotik. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia.
Perkembangan SDA di Indonesia
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Perkembangan Sumber daya Manusia di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, danperak.Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Indeks Perkembangan SDM di Indonesia
Indeks Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini berada di urutan ke-53 dari 122 negara di dunia berdasarkan pengukuran Forum Ekonomi Dunia yang dikeluarkan Selasa (1/10/2013) di Jenewa, Swiss sebagaimana dikutip rri.co.id
Indeks SDM dari Forum Ekonomi Dunia merupakan perangkat pengukuran baru untuk menilai sejauh mana negara mengelola anugerah sumber daya manusianya berdasarkan potensi kekuatan ekonomi jangka panjang pada tenaga kerja mereka.
Dalam pengukuran Indeks Sumber Daya Manusia tersebut berdasarkan 4 pilar indikator pengukuran antara lain :
1. Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan yang berisi indikator yang berhubungan dengan populasi kesehatan fisik dan mental, dari usia anak-anak hingga dewasa.
2. Pilar Pendidikan yang merujuk pada hubungan aspek-aspek pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif dari pendidikan tingkat dasar, menengah hingga tinggi, dan berisi informasi baik ketersediaan tenaga kerja saat ini dan juga di masa depan.
3. Pilar Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja yang didesain untuk mengukur tingkat pengalaman, bakat, pengetahuan dan pelatihan dalam satu negara pada populasi usia tenaga kerja produktif.
4. Pilar Dukungan Lingkungan yang menangkap faktor kerangka hukum, infrastruktur dan lainnya yang memungkinkan pengembalian modal manusia.
Indeks ini berisikan 51 indikator-indikator, dengan 12 indikator di pilar Pendidikan, 14 ada di Kesehatan dan Kesejahteraan, 16 di pilar Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja, dan sembilan pada Dukungan Lingkungan.
Sementara itu, Mellyana Frederika, manajer proyek Penguatan Tata Kelola Pemerintah Provinsi (PGSP) UNDP mengatakan, bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata semakin membaik selama dua dekade terakhir, “Berbeda dengan anggapan umum selama ini, ketimpangan pembangunan manusia (IPM) di Indonesia ternyata cenderung semakin mengecil.”
Pemerintahpun menunjukan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan menaikan anggaran pendidikan sebesar 7,5% pada APBN tahun 2014 sebesar Rp 371,2 triliun atau sebesar 20% dari APBN 2014 dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 345,3 triliun, tentunya dengan tujuan untuk mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup besar merupakan aset bangsa yang sangat menentukan kemajuan bangsa Indonesia disamping memiliki kekayaan alam yang cukup berlimpah sebagai modal dasar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang diperhitungkan dikancah dunia Internasional.
Saat ini sudah banyak kemajuan-kemajuan yang telah diraih Indonesia di berbagai bidang di antaranya di dunia politik, demokrasi sudah berkembang dengan baik dan kondusif, di bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi tumbuh rata-rata tumbuh 6% dan mampu bertahan di tengah gejolak dan tekanan ekonomi global yang kurang menguntungkan, di bidang hukum, penegakan hukum secara konsisten ditegakan tanpa pandang bulu, dan satu-persatu pelaku korupsi ditindak secara hukum.
Kemajuan-kemajuan yang telah diraih Indonesia tersebut masih dimungkinkan untuk dikembangkan ke arah yang lebih maju dengan mengelola sumber daya manusia yang lebih komprehensif, lebih fokus, dan menjadikan sumber daya manusia sebagai aset bangsa.
Semua pasti sepakat bahwa mengelola sumber daya manusia berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. Kemajuan sebuah bangsa pastinya tidak terlepas dari bagaimana sebuah bangsa mengelola sumber daya manusia dengan baik sebagai aset bangsa yang dapat membawa kemajuan sebuah Bangsa.
Jika kemajuan sebuah bangsa hanya bertopang pada sumber daya alam yang dimiliki maka suatu saat sumber daya alam tersebut akan habis sementara dengan mengelola sumber daya manusia yang baik maka bangsa itu akan dapat eksis didalam percaturan ekonomi global walau mungkin dengan keterbatasan sumber daya alam yang dimilikinya.
Untuk tempat wisata,baik wisata air(wisata bawah laut),maupun wisata alam , seperti cagar alam
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan
SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita
abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya
sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat
terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia
masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik,tetapi juga komponen abiotik. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia.
Perkembangan SDA di Indonesia
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Perkembangan Sumber daya Manusia di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, danperak.Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
Indeks Perkembangan SDM di Indonesia
Indeks Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini berada di urutan ke-53 dari 122 negara di dunia berdasarkan pengukuran Forum Ekonomi Dunia yang dikeluarkan Selasa (1/10/2013) di Jenewa, Swiss sebagaimana dikutip rri.co.id
Indeks SDM dari Forum Ekonomi Dunia merupakan perangkat pengukuran baru untuk menilai sejauh mana negara mengelola anugerah sumber daya manusianya berdasarkan potensi kekuatan ekonomi jangka panjang pada tenaga kerja mereka.
Dalam pengukuran Indeks Sumber Daya Manusia tersebut berdasarkan 4 pilar indikator pengukuran antara lain :
1. Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan yang berisi indikator yang berhubungan dengan populasi kesehatan fisik dan mental, dari usia anak-anak hingga dewasa.
2. Pilar Pendidikan yang merujuk pada hubungan aspek-aspek pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif dari pendidikan tingkat dasar, menengah hingga tinggi, dan berisi informasi baik ketersediaan tenaga kerja saat ini dan juga di masa depan.
3. Pilar Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja yang didesain untuk mengukur tingkat pengalaman, bakat, pengetahuan dan pelatihan dalam satu negara pada populasi usia tenaga kerja produktif.
4. Pilar Dukungan Lingkungan yang menangkap faktor kerangka hukum, infrastruktur dan lainnya yang memungkinkan pengembalian modal manusia.
Indeks ini berisikan 51 indikator-indikator, dengan 12 indikator di pilar Pendidikan, 14 ada di Kesehatan dan Kesejahteraan, 16 di pilar Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja, dan sembilan pada Dukungan Lingkungan.
Sementara itu, Mellyana Frederika, manajer proyek Penguatan Tata Kelola Pemerintah Provinsi (PGSP) UNDP mengatakan, bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata semakin membaik selama dua dekade terakhir, “Berbeda dengan anggapan umum selama ini, ketimpangan pembangunan manusia (IPM) di Indonesia ternyata cenderung semakin mengecil.”
Pemerintahpun menunjukan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan menaikan anggaran pendidikan sebesar 7,5% pada APBN tahun 2014 sebesar Rp 371,2 triliun atau sebesar 20% dari APBN 2014 dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 345,3 triliun, tentunya dengan tujuan untuk mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup besar merupakan aset bangsa yang sangat menentukan kemajuan bangsa Indonesia disamping memiliki kekayaan alam yang cukup berlimpah sebagai modal dasar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang diperhitungkan dikancah dunia Internasional.
Saat ini sudah banyak kemajuan-kemajuan yang telah diraih Indonesia di berbagai bidang di antaranya di dunia politik, demokrasi sudah berkembang dengan baik dan kondusif, di bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi tumbuh rata-rata tumbuh 6% dan mampu bertahan di tengah gejolak dan tekanan ekonomi global yang kurang menguntungkan, di bidang hukum, penegakan hukum secara konsisten ditegakan tanpa pandang bulu, dan satu-persatu pelaku korupsi ditindak secara hukum.
Kemajuan-kemajuan yang telah diraih Indonesia tersebut masih dimungkinkan untuk dikembangkan ke arah yang lebih maju dengan mengelola sumber daya manusia yang lebih komprehensif, lebih fokus, dan menjadikan sumber daya manusia sebagai aset bangsa.
Semua pasti sepakat bahwa mengelola sumber daya manusia berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. Kemajuan sebuah bangsa pastinya tidak terlepas dari bagaimana sebuah bangsa mengelola sumber daya manusia dengan baik sebagai aset bangsa yang dapat membawa kemajuan sebuah Bangsa.
Jika kemajuan sebuah bangsa hanya bertopang pada sumber daya alam yang dimiliki maka suatu saat sumber daya alam tersebut akan habis sementara dengan mengelola sumber daya manusia yang baik maka bangsa itu akan dapat eksis didalam percaturan ekonomi global walau mungkin dengan keterbatasan sumber daya alam yang dimilikinya.
Untuk tempat wisata,baik wisata air(wisata bawah laut),maupun wisata alam , seperti cagar alam
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan
SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita
abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya
sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat
terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia
masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Perkembangan produksi kedelai di Indonesia
Selain beras dan jagung, kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama di Indonesia. Kebutuhan terhadap komoditas kedelai ini terus meningkat dari tahun ke tahun karena mempunyai banyak fungsi, baik sebagai bahan pangan utama, pakan ternak, maupun sebagai bahan baku industri skala besar hingga kecil atau rumah tangga.
Menurut Dr. Dudik Harnowo dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahun mencapai 2,2 juta. Sayangnya, produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan secara baik.
“Produksi kedelai dalam negeri baru mampu memenuhi kebutuhan sekitar 30% dan setidaknya 70% harus impor,” papar Dudik pada Seminar Nasional Agribisnis Kedelai: Antara Swasembada dan Kesejahteraan Petani di Fakultas Pertanian UGM, Kamis (7/5).
Dudik mencontohkan tahun 2013 produksi kedelai dalam negeri hanya mencapai 779.992 ton atau 33,9% dari total kebutuhan yang mencapai 2,2 juta ton sehingga kekurangannya sekitar 1,4 juta ton. Sementara tahun 2014 produksi kedelai mencapai 921.336 ton. Di sisi lain, peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam.
“Produksi kedelai di tingkat petani sebenarnya masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi, strategi peningkatan produktivitas dan areal tanam,” imbuhnya.
Dosen Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Masyhuri melihat selain terbatasnya lahan, teknologi bercocok tanam petani juga kurang baik. Kurang lebih 20% petani tidak menggunakan pupuk dan 31% yang menggunakan pupuk organik dan anorganik.
“Belum jika kita bicara tentang modal minim untuk produksi hingga pemasaran hasil,” kata Masyhuri.
Melihat kondisi tersebut Masyhuri menilai perlu peningkatan daya saing dan kesejahteraan petani maupun peningkatan produksi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu perluasan lahan, teknologi budidaya dan akses penjaminan usaha.
Senada dengan Masyhuri, dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, MS mengatakan bahwa agroindustri kedelai dapat berkembang dengan baik jika didukung oleh petani dan kelompok tani yang melakukan kemitraan dengan industri pangan dan non pangan. Pengembangan industri berbasis kedelai harus didukung oleh pemerintah dengan mempermudah perijinan dan perbaikan infrastruktur.
Produksi Tomat RI Surplus 400 Ribu Ton Tiap Tahun
Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan total produksi tomat Indonesia mencapai 916 ribu ton per tahun. Sementara konsumsinya hanya 520 ribu ton per tahun sehingga ada surplus 400 ribu ton.
Melimpahnya produksi tomat inilah yang membuat harga tomat tak stabil sepanjang tahun.
"Setiap tahun produksi kita 916 ribu ton. Sementara kebutuhannya hanya 520 ribu ton, jadi surplus 400 ribu ton per tahun," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, usai Upacara 17 Agustus di Kemendag, Jakarta, Senin (17/8/2015).
Srie menuturkan, harga tomat buah tahun ini pernah menyentuh angka Rp 3.000/kg, namun kini harganya hanya Rp 1.400/kg dalam 3 bulan terakhir. Sementara harga tomat sayur kini hanya Rp 300/kg.
Harga tomat buah dan tomat sayur saat ini jauh dari ideal karena berada di bawah ongkos produksi yang dikeluarkan petani.
"BEP (Break Event Point/biaya produksi) tomat buah itu Rp 1.700/kg dan Rp 500/kg untuk tomat sayur. Idealnya, harga tomat buah kira-kira Rp 2.500/kg dan tomat sayur Rp 700/kg," dia menjelaskan.
Sebagai langkah jangka pendek untuk membantu para petani tomat, pagi ini Kemendag bekerjasama dengan Persatuan Pemasar Hasil Pertanian (PPHP) menggelar "Gerakan Beli Tomat Petani" di lapangan parkir Kantor Kemendag.
Tomat yang dijual di lapangan parkir Kemendag ini dibeli langsung dari petani di Tasikmalaya dan Ciamis dengan harga Rp 3.000/kg, total ada 3 ton tomat yang dijual.
Lalu untuk jangka menengah dan panjang, pemerintah akan mendorong pembangunan industri pengolahan tomat. Dengan begitu, surplus produksi saat panen dapat diserap industri pengolahan dan diawetkan, lalu diekspor.
"Jangka menengahnya tentu harus bangun industri pengolahan. Kami telah rapat minta Dirjen Industri Agro dan Dirjen IKM untuk memetakan," tutup Srie.
Melimpahnya produksi tomat inilah yang membuat harga tomat tak stabil sepanjang tahun.
"Setiap tahun produksi kita 916 ribu ton. Sementara kebutuhannya hanya 520 ribu ton, jadi surplus 400 ribu ton per tahun," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, usai Upacara 17 Agustus di Kemendag, Jakarta, Senin (17/8/2015).
Harga tomat buah dan tomat sayur saat ini jauh dari ideal karena berada di bawah ongkos produksi yang dikeluarkan petani.
"BEP (Break Event Point/biaya produksi) tomat buah itu Rp 1.700/kg dan Rp 500/kg untuk tomat sayur. Idealnya, harga tomat buah kira-kira Rp 2.500/kg dan tomat sayur Rp 700/kg," dia menjelaskan.
Sebagai langkah jangka pendek untuk membantu para petani tomat, pagi ini Kemendag bekerjasama dengan Persatuan Pemasar Hasil Pertanian (PPHP) menggelar "Gerakan Beli Tomat Petani" di lapangan parkir Kantor Kemendag.
Tomat yang dijual di lapangan parkir Kemendag ini dibeli langsung dari petani di Tasikmalaya dan Ciamis dengan harga Rp 3.000/kg, total ada 3 ton tomat yang dijual.
Lalu untuk jangka menengah dan panjang, pemerintah akan mendorong pembangunan industri pengolahan tomat. Dengan begitu, surplus produksi saat panen dapat diserap industri pengolahan dan diawetkan, lalu diekspor.
"Jangka menengahnya tentu harus bangun industri pengolahan. Kami telah rapat minta Dirjen Industri Agro dan Dirjen IKM untuk memetakan," tutup Srie.
Perkembangan Kopi di Indonesia
Saat ini, sebagian besar tanaman kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah kopi robusta (90%) dan sisanya kopi arabika. Penanaman kopi di Indonesia dimulai tahun 1696 dengan menggunakan jenis kopi arabika. Namun, penanaman jenis kopi ini kurang berhasil. Tahun 1699 pemerintah Hindia Belanda mendatangkan lagi kopi arabika, kemudian berkembang dengan baik di Pulau Jawa. Kopi arabika yang dikenal sebagai kopi jawa (java coffee) tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan merupakan komoditas ekspor penting selama lebih dari 100 tahun.
Sejak tahun 1878 timbul penyakit karat daun pada tanaman kopi yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix B et Br. Penyakit tersebut mengakibatkan kerusakan dan kematian tanaman serta kerugian hasil yang sangat besar. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit tersebut saat itu. Namun, tidak ada yang berhasil secara memuaskan. Oleh karena itu, sejak tahun 1900 dikembangkan kopi robusta untuk menggantikan kopi arabika sebagai bahan tanam yang tahan terhadap penyakit karat daun. Dengan demikian, terjadi perubahan dominasi jenis tanaman kopi yang dibudidayakan, dari jenis kopi arabika menjadi jenis kopi robusta. Kopi arabika yang tersisa umumnya hanya ditanam di dataran tinggi (≥ 1.000 m dpl). Hal ini disebabkan oleh kurang intensifnya tingkat serangan jamur H. vastatrix pada elevasi 1.000 m dpl atau lebih. Tanaman kopi arabika masih mampu bertahan dan berproduksi cukup baik di daerah dengan ketinggian tersebut. Berbeda dengan kopi arabika, kopi robusta umumnya dibudidayakan di lahan dengan elevasi 0—1.000 m dpl.
Adapun hal lain yang mendorong masuknya kopi robusta ke Indonesia adalah pembelian benih robusta oleh perusahaan 12 perkebunan yang bernama “Cultuur Mij. Soember Agoeng” tahun 1900 dari I´Horticule Coloniale yang berkedudukan di Brussel. Benih-benih untuk menghasilkan bibit tersebut didatangkan dari Kongo Belgia (sekarang Zaire) yang terletak di Afrika Barat.Tepat pada tanggal 10 September 1900 bibit-bibit kopi robusta diterima di Kebun Soember Agoeng. Perusahaan perkebunan tersebut berkantor di kota s’Gravenhage di Belanda dan mengelola perkebunan Soember Agoeng, Wringin Anom, dan Kali Bakar yang berlokasi di daerah Dampit, sekitar 40 km dari kota Malang arah tenggara.
Upaya memasukkan kopi robusta ke Indonesia juga dilakukan oleh gabungan pengusaha perkebunan di wilayah Kediri (“Kedirische Landbouw Vereniging”) pada tahun 1901. Selain itu, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun tersebut juga memasukkan kopi robusta ke Kebun Percobaan milik Pemerintah Hindia Belanda (Governement Proeftuin) di Bangelan dekat Malang untuk keperluan penelitian.
PERKEMBANGAN PELAYARAN NIAGA DI INDONESIA
Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat perkembangan perdagangan suatu negara. Perkembangan perdagangan akan sangat tergantung pada dukungan trasnportasi sebagai sarana distribusi barang maupun mobilitas pelaku perdagangan. Salah satu sarana trasnportasi paling efisien dalam perdagangan internasional saat ini adalah angkutan laut yang merupakan sarana angkutan massal dengan kemampuan jangkauan jarak jauh. Sehingga kemajuan dibidang angkutan laut akan berperanan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Kegiatan perdagangan di Indonesia sudah ada sejak era kerajaan Sriwijaya-Majapahit, diteruskan di era kerajaan Islam. Era ini surut dengan datangnya para pedagang Eropa yang kemudian menjajah. Disusul kebangkitan kedua yang ditandai Deklarasi Djuanda tahun 1957 dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1964 kemudian dipertegas Peraturan Pemerintah Nomor 1 dan 2 tahun 1969. Di era itu Perusahaan Pelayaran Nasional berjaya karena kontribusi kapal Pelayaran Niaga Nasional terhadap pembangunan negara dengan diberlakukannya asas cabotage—penyelenggaraan pelayaran dalam negeri oleh Perusahaan Pelayaran Nasional menggunakan kapal berbendera Indonesia—oleh pemerintah. Sedangkan pelayaran luar negeri merupakan kerja sama Perusahaan Pelayaran Nasional dengan Perusahaan Pelayaran Asing dengan asas pembagian angkutan muatan yang wajar (fair share) sesuai Konvensi PBB 1975. Tapi era itu surut karena berbagai kebijakan scrapping (pembesituaan) kapal melalui Keputusan Menteri Nomor 57 tahun 1983 dan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1985 serta Paket November tahun 1988 (Paknov 88) dan diakhiri oleh Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992. Kebangkitan pelayaran di Indonesia pada era millenium ketiga ini ditandai oleh keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkatan di Perairan dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, yang dilanjutkan dengan pembahasan rancangan undang-undang pelayaran sebagai revisi dan pengganti dari Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992 tentang Pelayaran. Dan pada tanggal 8 Mei 2008 disyahkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 diharapkan telah dapat mengakomodir/mewakili kepentingan semua pihak yang berkaitan dengan pelayaran, dapat menunjang sistem ketahanan pangan nasional, dan memiliki visi yang jauh ke depan sehingga pelayaran nasional dapat berjaya kembali. Tentu saja, didukung oleh kebijakan pelabuhan, keselamatan dan keamanan maritim yang tepat guna. Secara historis empirik, keluarnya UU Nomor 17 Tahun 2008 seharusnya merupakan kebangkitan pelayaran nasional untuk menjadi Tuan di Laut Kita Sendiri.
1. Tahun 1890-1935
Perusahaan pelayaran pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890 oleh pemerintah colonial Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM (Koninkelijke Paketvaart Maatscappi) dan merupakan satu-satunya perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak monopoli di Bidang pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi pemerintah sampai batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran saat itu.
2. Tahun 1936-1942
Pada tahun 1936, dengan disahkannya undang-undang perkapalan (Indische Scheepvartet) memberikan banyak fasilitas bagi perusahaan pelayaran KPM. Hal itu menyebabkan perusahaan KPM berkembang pesat dan mampu menyelenggarakan pelayaran di seluruh wilayah perairan Indonesia.
3. Tahun 1942-1945
Pada tahun 1942, dengan adanya pendudukan Jepang di Indonesia, kapal-kapal niaga digunakan untuk melayani keperluan tentara Jepang, sehingga hampir semua pelayaran niaga terhenti operasinya.
4. Tahun 1945-1956
Pada tahun 1945-1956, setelah tentara Jepang menyerah, pemerintah Belanda mencoba menghidupkan kembali perusahaan pelayaran KPM dengan mendirikan perusahaan pelayaran lain yang mendukung usaha KPM tersebut. sementara itu di wilayah kekuasaan republikIndonesia telah beroperasi beberapa perusahaan pelayaran. Pada tahun 1951 pemerintah Republik Indonesia mendirikan PN. PELNI, sehingga terjadi dualisme penguasaan dalam pelayaran KPM oleh Belanda dan PN. PELNI oleh Indonesia.
5. Tahun 1957-1960
Pada tahun 1957 perusahaan pelayaran KPM dinasionalisasikan dan seluruh kekayaannya antara lain berupa 79 kapal berkapasitas lebih dari 135.000 DWT diserahkan kepada PN. PELNI. disamping PN. PELNI pada waktu itu juga tumbuh beberapa perusahaan pelayaran swasta nasional, tetapi pada tahun 1960 karena kelesuan ekonomi banyak perusahaan pelayaran swasta nasional mengalami kepailitan.
6. Tahun 1960-1968
Pada periode ini kondisi ekonomi di Indonesia kurang menguntungkan bagi duniapelayaran karena tingkat inflasi yang tinggi (+ 300 %), sehingga menyebabkan banyak perusahaan pelayaran mengalami kesulitan dana untuk menambah/memperbaharui armada. Kondisi ini diperburuk dengan semakin menurunnya
fasilitas pelayaran niaga dan navigasi. Pemerintah Indonesia pada saat itu telah membantu pengadaan kapal dengan dana pinjaman luar negeri dari Negara-negara blok timur. Jenis dan tipe kapal beserta peralatan yang tidak sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, menyebabkan tambahan sarana pelayaran tersebut tidak banyak membantu meningkatkan produktivitas pelayaran.
7. Tahun 1969-1980
Pembinaan pelayaran ditekankan pada pembinaan pelayaran dalam negeri (Pelayaran Nusantara) yang dimaksudkan untuk menghidupkan kegiatan pelayaran yang tetap dan teratur antara pelabuhan-pelabuhan utama di seluruh Indonesia. Pembinaan pelayaran ini antara lain dituangkan dalam program pengembangan pelayaran yang disebut RLS (Regulas Liners Service). Jaringan pelayaran dikelompokkan dalam golongan trayek yaitu:
– Trayek pelayaran di wilayah barat
– Trayek pelayaran di wailayah Timur
– Trayek kapal Penumpang dan trayek pelayanan Ke Singapura.
Trayek – trayek ini mencakup lebih dari 90 pelabuhan dengan tidak membedakan antara trayek utama dan trayek local, sehingga dapat membuka pelayaran langsung di seluruh wilayah Indonesia. Dalam prakteknya, tidak semua trayek dapat diisi. Masing-masing perusahaan saling memperebutkan trayek pelayaran ke Singapura sedangkan trayek-trayek yang tidak potensial terutama di wilayah timur ditinggalkan.
8. Tahun 1980-1987
Periode tahun 1980-1987 merupakan program pemantapan pola angkutan laut nusantara di seluruh Indonesia melalui program RLS. Program ini diadakan penyempurnaan trayek pelayaran Nusantara, yaitu:
– Trayek Pelayaran Nusantara Barat
– Trayek Pelayaran Nusantara Timur
– Trayek Pelayaran Nusantara Timur Ke Nusantara Barat
– Trayek Pelayaran Nusantara Barat Ke Nusantara Timur
9. Tahun 1988-1994
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1988 yang lebih dikenal dengan PAKTO 1988 (Paket Oktober 1988), pemerintah melaksanakan deregulasi di bidang pelayaran yang meliputi:
– Penyederhanaan di bidang perizinan, antara lain, berupa penyatuan izin usaha pelayaran dan izin operasi.
– Pengelompokan jenis usaha pelayaran sesuai perizinannya menjadi
• Pelayaran Luar Negeri
• Pelayaran Dalam Negeri
• Pelayaran Rakyat
• Pelayaran Perintis
10. Tahun 1994-2005
Penyederhanaan perizinan di bidang usaha pelayaran sesuai PAKTO 88 tersebut disamping memperlancar arus barang dan penumpang juga menimbulkan pengaruh negative bagi pertumbuhan pelayaran Nasional. Deregulasi tersebut memberikan keleluasan bagi kapal-kapal berbendera asing untuk beroperasi di Indonesia sehingga mendesak/mempersempit pangsa pasar pelayaran nasional baik untuk angkutan barang luar negeri maupun angkutan barang dalam negeri.
11. Tahun 2005 s.d Sekarang
Dengan terbitnya Inpres Nomor: 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, yang dilanjutkan dengan revisi Undang-Undang Pelayaran Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran menjadi Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, maka dimulainya era baru dalam perkembangan industri pelayaran nasional, dimana pemerintah mengeluarkan kebijakankebijakan yang mendukung pemberdayaan industri pelayaran nasional, yaitu sebagai berikut:
a. Penerapan asas cabotage secara konsekuen;
b. Menata kembali dan menyempurnakan kebijakan perpajakan yang ada agar lebih mendukung tumbuh dan berkembannya industri pelayaran nasional
c. Mendorong perbankan nasional untuk berperan aktif dalam rangka pendanaan untuk mengembangkan industri pelayaran nasional.
d. Mewajibkan setiap kapal dan muatan untuk diasuransikan, dan menetapkan kebijakan yang mendorong perusahaan asuransi nasional untuk bergerak dibidang asuransi perkapalan.
e. Menata kembali penyelenggaraan angkutan laut nasional (jaringan trayek, pemberian insentif, mempercepat ratifikasi konvensi internasional yang berkaitan dengan perkapalan, dll).
f. Membentuk forum informasi muatan dan ruang kapal.
g. Melakukan penataan kembali penyelenggaraan pelabuhan, termasuk penataan kembali terhadap penyempurnaan tatanan kepelabuhanan nasional.
h. Mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pelayaran, menggunakan sebesar-besarnya muatan lokal dan melaksanakan alih teknologi.
i. Memberikan jaminan penyediaan BBM untuk perusahaan pelayaran nasional.
j. Mendorong pemerintah dan swasta untuk mengembangkan pusat-pusat pendidikan dan pelatihan kepelautan (kemaritiman).
PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
A. Sistem Pelayanan Kesehatan
Bila membahas tentang masalah system pelayanan kesehatan, ada 3 pengertian yang terkandung didalamnya yaitu: konsep dasar system, konsep dasar kesehatan, system pelayanan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia dikaitkan dengan pelayanan kesehatan, peran pelayanan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia dan tantangan-tantangan pelayanan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia.
- Konsep Dasar System
- Pengertian system
Pengertian system banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:
- System adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
- System adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organic untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien.
- System adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Konsep Dasar Kesehatan
Kesehatan menurut WHO 1974 adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, ,meliputi: kesejahteraan fisik, mental dan social. Bukan semata-mata bebas dari penyakit dan/atau kelemahan. White (1977) sehat adalah keadaan dimana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan.
Sedangkan system kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984).
- Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan, menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
- Jenis pelayanan kesehatan
Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983), ada dua macam jenis pelayanan kesehatan.
- Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
- Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (soslo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
- Syarat pokok pelayanan kesehatan
- Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous) Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.
- Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate) Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
- Mudah dicapai (accessible) Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
- Mudah dijangkau (affordable) Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari sudut biaya. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah kesehatan yang baik.
- Bermutu (quality) Mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kode etik serta standart yang telah ditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi dalam memelihara dan menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan.
B. Teori Sistem Pelayanan kesehatan
Teori sistem pelayanan kesehatan meliputi:
- Input
Merupakan subsistem yang memberikan masukan yang berfungsi untuk sebuah sistem, seperti system pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan,dan lain-lain.
- Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari system tersebut, contoh dalam system pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kasehatan.
- Output
Hasil berupa layanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.
- Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil bari system, yang terjadi relative lama waktunya.
- Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah system yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
- Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar system tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi social yang ada di masyarakat.
C. Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit, dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa ini sudah makin kritis menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain pemerintah belum dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali rumah sakit swasta yang berorientasi bisnis, dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dan fasilitas rumah sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi kriteria tersebut sehingga meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan dewasa ini.
Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan dapat kita lihat dari pencatatan rekam medis atau rekam kesehatan. Dari pencatatan rekam medis dapat mengambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien, juga meyumbangkan hal penting dibidang hukum kesehatan, pendidikan, penelitian dan akriditasi rumah sakit.
Yang harus dicatat dalam rekam medis mencakup hal-hal seperti di bawah ini;
- Identitas Penderita dan formulir persetujuan atau perizinan.
- Riwayat Penyakit.
- Laporan pemeriksaan Fisik.
- Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan dokter yang berwenang.
- Catatan Pengamatan atau observasi.
- Laporan tindakan dan penemuan.
- Ringkasan riwayat waktu pulang.
- Kejadian-kejadian yang menyimpang.
D. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan
Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan adalah :
- Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, dan ketersediaan.
- Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan parawat membantu konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhannya.
- Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat yang dimiliki perawat, bebas dari bahaya, resiko, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).
- Empati atau kepedulian (emphaty)
Meliputi komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan konsumen untuk melayaninya dengan ramah dan menarik, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.
- Bukti langsung
Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan.
E. Pelayanan Keperawatan dalam Pelayan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelyanan rujukan. Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatn secara umum pada pelayanan rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada ruang lingkup rujukannya seperti pada anak, maka perawat memberikan asuhan keperwatan melalui pendekatan proses keperawatan anak, untuk lingkup keperawatan jiwa, perawat akan memberikan asuhan keperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.
F. Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa factor :
- Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Karenat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan, atau sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan, untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya. Maka digunakanlah alat seperti laser, terapi peruahan gen dll.
- Pergeseran nilai masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,s ehinnga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
- Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatannya lebih mudah diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah. Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
- Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam system pemberian pelayan kesehatan.
G. Bagaimana pelayanan yang berkualitas
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
- Tangible (nyata/berwujud)
- Reliability (keandalan)
- Responsiveness (Cepat tanggap)
- Competence (kompetensi)
- Access (kemudahan)
- Courtesy (keramahan)
- Communication (komunikasi)
- Credibility (kepercayaan)
- Security (keamanan)
- Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
H. Upaya mendorong revolusi keperawatan bagi pelayanan kesehatan
- Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan
- Mempunyai skill yang baik
- Memilki jiwa seorang perawat
- Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang berkembang dan ikut andil didalamnya.
I. Lembaga Pelayanan Kesehatan
Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan. Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
- Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter
“Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza.
Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
- Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tinggal di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi).
- Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya.
Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
- Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.
J. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu :
- Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh : Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dsb
- Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja
- Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh : Survey penyaringan kasus
Subscribe to:
Comments (Atom)